Jumat, 25 Oktober 2013

LAPORAN FARMASI FISIKA PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN



LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
MODUL V
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

   
                                                      


Disusun Oleh :
Nama                   : Binti Nuriyah (K100120083)
Kelompok           : B.4
Korektor             : Yeni

LABORATORIUM FARMASI FISIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

MODUL V
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN
I.                   TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari dan menentukan tegangan permukaan berbagai cairan.

II.                DASAR TEORI
Tegangan muka adalah adalah gaya yang terjadi terjadi pada permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut. Hal ini disebabkan oleh gaya tarik menarik yang tidak seimbang pada antar cairan. Tegangan antar muka adalah tegangan muka yang di ukur pada bidang batas cairan yang tidak saling bercampur. Tegangan muka ini dalam farmasi adalah faktor yang mempengaruhi adsorbsi obat dalam bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi, penting pada sediaan emulsi dan stabilitasnya.
                        Tegangan muka atau tegangan antar muka mempunyai dimensi gaya per unit panjang (dyne/cm) atau tenaga per menit permukaan (erg/cm2). Ada beberapa macam metode untuk pengukuran tegangan muka dan antar muka, yaitu: metode kenaikan kapiler, metode cincin Du Nuoy, metode berat tetesan, tekanan gelembung, tetesan sessile dan lempeng Wilhelmy. Pada percobaan ini digunakan metode kenaikan kapiler.
                                                                                                             (anonim,2013)
                        Tegangan antar muka adalah gaya per satuan panjang yang terjadi pada antar muka antara fase cair yang tidak dapat tercampur. Seperti tegangan muka, satuannya adalah dyne/cm. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya adesi antara dua fase cair yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya adesi antara fase cair dan fase gas yang membentuk antar muka. Dengan demikian, jika dua macam zat cair dapat campur sempurna, maka tidak akan ada tegangan antar muka diantara mereka.
                        Pada metode kenaikan kapiler, gaya yang ada antara molekul-molekul yang sama dikenal sebagai gaya kohesif. Gaya yang ada antara molekul-molekul yang tidak sama, seperti gaya antara zat cair dan dinding dari tabung kapiler gelas, dikenal sebagai gaya adesif. Bilamana gaya adesif antara molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif maka zat cair tersebut dikatakan membasahi dinding kapiler yaitu menjalar melalui dinding dan naik dalam tabung.
                                                                                                             (moechtar,1909)
                        Tegangan muka cairan dapat diukur dengan beberapa cara seperti dengan: tensiometer, cara drop weigdat, cara bubble pressure, cara capillary rise.
                        Cara ini berdasarkan kenyataan bahwa kebanyakan cairan dalam pipa kapiler mempunyai permukaan lebih tinggi dari pada permukaan diluar pipa, bila cairan membasahi bejana, dalam hal ini cairan membentuk permukaan tyang cekung. Bila cairan tidak membasahi bejana, cairan membentuk permukaan yang cembung.
                        Cekung bila: gaya adesi > kohesi
                        Cembung bila: gaya adesi < kohesi
Pipa kapiler dengan jari-jari r dimasukkan dalam cairan yang membaahi gelas. Dengan membasahi dinding bagian dalam, zat cair ini naik, kenaikan ini disebabkan oleh gaya akibat adanya tegangan muka:

F1= 2πr ɣ cos θ dimana   F1 = gaya ke atas
                                                    r = jari-jari kapiler
                                                    ɣ = tegangan muka
                                                    θ = sudut kontak
                                                                                                             (sukardjo,1997)
                        Tegangan muka disebabkan molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat-sifat khusus. Molekul pada permukaan cairan ini mengalami gaya resultan yang mengarah ke dalam cairan. Sebaliknya molekul-molekul di dalam cairan, tidak mengalami resultan tersebut, karena molekul di dalam cairan akan mengalami gaya yang sama kesegala arah.
                        Tegangan permukaan (ɣ) suatu cairan dapat didefinisikan sebagai banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk  memperluas permukaan cairan sebanyak satu satuan luas. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan. Cara yang paling mudah dan sederhana adalah dengan metode kenaikan kapiler. Pada metode ini semua tabung kapiler yang bersih dengan jari-jari r dimasukkan dalam cairan yang akan di ukur tegangan permukaannya. Permukaan cairan akan naik sampai gaya gravitasi sama dengan gaya ke atas yang disebabkan tegangan permukaan.
                                                                                                             (Bird, tony, 1987)


III.             ALAT DAN BAHAN
·         Alat : 1. Bekker glass 100 mL
    2. Pipa kapiler
    3. Piknometer
    4. Baskom
·         Bahan : 1. Aquadest
       2. Es
       3. Paraffin liquidum
       4. Larutan tween 80 dengan konsentrasi 0,05% ; 0,10% ; 0,20% ; dan 0,30%

IV.             CARA KERJA SKEMATIS
1.      Penentuan kerapatan masing-masing cairan dengan alat piknometer.
A.    Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan.
Ditimbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama
Di isi piknometer dengan aquadest hingga penuh, buka tutup kapilernya
Di rendam dalam air es hingga suhunya turun kira-kira 2°C di bawah suhu percobaan, ditambahkan aquadest hingga piknometer kembali penuh
Diangkat daria air es, biarkan suhunya naik hingga suhu percobaan, kemudian tutup pipa kapilernya cepat-cepat
Diusap air yang menempel, kemudian timbang dengan seksama
Cara perhitungan :
Mis:           bobot piknometer + air            = a + b gram
                  bobot piknometer kosong       =       a gram   
                  bobot air                                  =       b gram
Dari tabel diketahui kerapatan air pada suhu percobaan = ρair
Volume piknometer = volume air =


                                                      =  = Vρ ml
B.     Penetapan kerapatan zat cair
Dilakukan penimbangan zat cair yang akan dicari kerapatannya dengan piknometer, sama seperti percobaan A
Jika diketahui bobot zat cair tersebut = c gram
c = (bobot piknometer + zat x) – (bobot piknometer kosong)
Vp = volume piknometer
Kerapatan zat cair x =  =  gram ml‾¹
2.      Penentuan tegangan muka dengan metode kenaikan kapiler
Aquadest
Paraffin liquidum
Larutan tween 80 0,05% ; 0,10% ; 0,20% ; dan 0,30%
Caranya :
Dimasukkan 25 ml cairan tersebut ke dalam bekker glass yang sudah ditempel dengan kertas millimeter block
Dicelupkan pipa kapiler ke dalam bekker glass
Dihitung selisih tinggi permukaan zat cair dalam bekker glass dan dalam pipa kapiler


I.                   HASIL PERCOBAAN
tpercobaan         = 28°C                 
ρair                  = 0,99623 g/mL
Vpiknometer     = 26,8010 mL
γ air                 = 71,50 dyne/cm


No
Zat Cair
Kerapatan
Tinggi kenaikan (mm)
Tegangan muka (dyne/cm)
Bobot pikno kosong
Bobot pikno + zat
ρ (g ml‾¹)
1
Air
37,15 g
63,85 g
0,99623 g/mL
11
71,50
2
Tween 0,05%
37,15 g
63,85 g
0,99623 g/mL
9
58,27
3
Tween 0,10%
37,15 g
63,80 g
0,99436 g/mL
12
77,56
4
Tween 0,20%
37,15 g
63,80 g
0,99623 g/mL
13
84,02
5
Tween 0,30%
37,15 g
63,85 g
0,99623 g/mL
10
64,75
6
Paraffin cair
37,15 g
59,55 g
0,835789 g/mL
5
27,16
 

I.                    
·         ρ air :   =
      =
      =
      3 ( 0,99567 – x ) = 2 ( x – 0,99707)
            2,98701 – 3x = 2x – 1,99414
   2,98701 + 1,99414 = 2x + 3x
                    4,98115 = 5x
                    0,99623 = x      
ρ air  = 0,99623 g/mL
·         V pikno = V air =
        =
        =
        = 26,8010 mL
·         γ air :  =
                                =
                                =
                      3 (71,18 – x) = 2 (x – 71,97)
                        213,54 – 3x = 2x – 143,94
                 213.54 + 143,94 = 2x + 3x
                                357,48 = 5x
                                71,496 = x
                                     γair = 71,50 dyne/cm
·          Tween 0,05%
ρ tween  = 
=
=
= 0,99623 g/mL
                                =
                             =
                               γk =
                                    = 58,5 dyne/cm
·   Tween 0,10 %
ρ tween  = 
      =
               =
               = 0,99436 g/mL
        =
    =
       γk =
   = 77,85 dyne/cm
·   Tween 0,20%
ρ tween  = 
               =
               =
               = 0,99436 g/mL



        =
    =
       γk =
            = 84,34 dyne/cm
·         Tween 0,30%
ρ tween  = 
               =
               =
               = 0,99623 g/mL
        =
    =
       γk =
            = 65,003 dyne/cm
·         Paraffin cair
ρ paraffin   = 
                  =
                  =
                  = 0,83578 g/mL
        =
    =
       γk =
            = 27,26 dyne/cm



I.                    
Tujuan dari percobaan kali ini adalah mempelajari dan menentukan tegangan permukaan berbagai cairan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kenaikan kapiler. Alat yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan adalah piknometer. Piknometer digunakan untuk mengetahui kerapatan zat yang diukur dengan cara piknometer yang bersih dan kering kemudian ditimbang dan diisi dengan cairan yang akan ditentukan kerapatannya sampai penuh. Selanjutnya piknometer didinginkan didalam air es hingga suhunya mencapai 2˚ C dari suhu percobaan. Piknometer didinginkan dalam air es bertujuan untuk mendapatkan volume piknometer yang sesengguhnya, karena waktu didinginkan air akan menyusut. Piknometer yang tadi dinaikkan lagi suhunya agar mencapai suhu awal percobaan karena ketika suhu naik volume air akan menyusut dan mengisi kembali celah-celah piknometer dan benar-benar terisi penuh oleh cairan. Setelah itu piknometer ditimbang dalam keadaan kering luarnya agar didapatkan hasil penimbangan yang akurat.
Pipa kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat. Zat yang akan diuji dimasukkan dalam bekker glass dengan volume 25 mL. Selanjutnya pipa kapiler dimasukkan dalam cairan tersebut dan ditunggu sampai cairan tidak naik lagi. Kemudian diukur kenaikan kapiler suatu zat dengan mengamati pipa kapiler dan menghitung kenaikannya dengan melihat kertas milimeter blok yang sebelumnya sudah ditempel pada dinding bekker glass yang bertujuan untuk memperjelas selisih tinggi permukaan dan menghindari kesalahan dalam perhitungan.
Dari hasil percobaan diperoleh hasil kerapatan air = 0,99623 g/mL, Tween 0,05% = 0,99623 g/mL, Tween 0,10% = 0,99436 g/mL, Tween 0,20% = 0,99623 g/mL, Tween 0,30% = 0,99623 g/mL, Paraffin cair = 0,835789 g/mL. Paraffin cair mempunyai berat terkecil karena berat jenis paraffin cair lebih kecil dari air. Paraffin cair mempunyai ikatan antar molekul lemah sehingga walaupun konsentrasi paraffin lebih kental akan tetapi kerapatannya paling kecil dan tegangan muka paraffin juga yang paling kecil dibandingkan cairan yang lainnya yang digunakan dalam percobaan. Hasilnya dapat diketahui bahwa semakin besar atau tinggi konsentrasi suatu zat maka kerapatannya justru semakin kecil. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi suatu zat sebanding dengan kerapatan dan berbanding terbalik dengan tegangan muka.
Digunakan larutan tween 80 dengan konsentrasi yang berbeda-beda dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap kerapatan dan tegangan antar muka. Aquades berfungsi sebagai pembanding sehingga kerapatan dan tegangan mukanya dapat dilihat langsung dalam tabel dengan menggunakan perbandingan suhu pada 25˚ C dan 30˚ C, kemudian dicari tegangan muka pada suhu percobaan (28˚ C). Perbedaan kenaikan volume zat cair dalam pipa kapiler disebabkan oleh kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan, sehingga cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa. Dengan mengukur kenaikan ini dalam pipa kapiler dapat menentukan tegangan permukaan cairan yang dimaksud, tetapi tidak diketahui tegangan antar muka.
Berdasarkan tegangan muka larutan tween 80 0,05%; 0,10%; 0,20%; 0,30% dan paraffin cair merupakan surfaktan karena tegangan permukaannya lebih kecil dari pada tegangan muka aquades yaitu tween 0,05% tegangan mukanya 58,27 dyne/cm; tween 0,10% tegangan mukanya 77,56 dyne/cm; tween 0,20% tegangan mukanya 84,02 dyne/cm; tween 0,30% tegangan mukanya 64,75 dyne/cm; paraffin cair tegangan mukanya 27,16 dyne/cm yang mana lebih kecil dari tegangan muka aquades sebesar 71,50 dyne/cm.

II.                KESIMPULAN
·         Tujuan dari percobaan kali ini adalah mempelajari dan menentukan tegangan permukaan berbagai cairan.
·         Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kenaikan kapiler.
·         Alat yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan adalah piknometer.
·         Pipa kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat.
·         Hasil yang didapat diketahui bahwa semakin besar atau tinggi konsentrasi suatu zat maka kerapatannya justru semakin kecil.

III.             DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Modul Praktikum Farmasi Fisika. Universitas Muhammadiyah Surakarta Press. Surakarta
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Gramedia. Jakarta
Dogra, S.K., Dogra, S., 2008. Kimia Fisik dan Soal-soal. Universitas UI. Jakarta
Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Rineka Cipta. jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar