MAKALAH
KROMATOGRAFI
ANALISIS
ASAM AMINO DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
ABSTRAK
Kromatografi
adalah suatu metode pemisahan campuran senyawa atau komponen antara dua fase
yaitu Fase diam (lapisan penyerap), Fase gerak (Eluen). Prinsip KLT adalah
untuk menentukan atau memisahkan campuran senyawa menjadi komponen-komponennya
secara tepat. Untuk mengidentifikasi komponen yang satu dengan yang lainnya
digunakan faktor referensi (Rf). Faktor yang mempengaruhi gerak dan harga Rf:
sifat dari penyerap dan derajat aktivitas, struktur kimia dari senyawa
dipisahkan, kerapatan dari satu pasang penyerap, pelarut. Asam amino adalah
senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina
(biasanya –NH2). Keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut
atom C “alfa” atau α). Asam amino sendiri di bagi menjadi 3 jenis, yaitu asam
amino essensial, asam amino non-essensial, asam amino essensial bersyarat.
BAB
I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan campuran
senyawa atau komponen antara dua fase yaitu
a. Fase
diam (lapisan penyerap)
Sebagai pemisah
campuran tersebut. Contoh fase diam yang digunakan adalah silika gel, aluminium
oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah silika gel dan
aluminium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya.
b. Fase
gerak (Eluen)
Sebagai pembawa
campuran tersebut. Komponen-komponen campuran akan bergerak dengan kecepatan
yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi pemisahan.
Prinsip
KLT adalah untuk menentukan atau memisahkan campuran senyawa menjadi
komponen-komponennya secara tepat. Mudah dan cepat berdasarkan perbedaan dari
daya serap masing-masing komponen berdasarkan perbedaan distribusi. Kromatografi
lapis tipis merupakan kromatografi yang berdasarkan pada perbedaan kecepatan
bergerak asam-asam amino tersebut pada pH tertentu.
Kromatografi
jenis ini menggunakan aluminium oksida, serbuk selulosa atau silika gel sebagai
adsorben yang berupa lapis tipis yang diletakkan di atas selembar kaca. Seperti
halnya kromatografi kertas, larutan yang mengandung beberapa asam amino
diteteskan di atas adsorben dan dibiarkan bergerak. Penggunaan fase gerak pada
kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan pelarut seperti: metanol, asam
asetat, etanol, aseton, etil asetat, eter, kloroform.
Kromatografi
lapis tipis dikembangkan oleh Egon Stahl dengan menempelkan adsorben pada
lempengan gelas, sehingga merupakan lapisan. Kondisi optimum suatu pemisahan
merupakan hasil kesesuaian antara absorben dan eluen. Untuk mengidentifikasi
komponen yang satu dengan yang lainnya digunakan faktor referensi (Rf).
Jarak yang ditempuh
komponen dapat diperbesar menggunakan pelarut polar, sebaliknya ukuran
identitas bercak dapat untuk memperkirakan kadar dari masing-masing komponen
yang terdapat dalam campuran. Untuk zat yang bersifat asam/basa kuat yang tdak
dapat dilakukan dengan kromatografi kertas dapat dipisahkan dengan KLT.
Pemisahan pada KLT
didasarkan pada:
Penyerapan, pembagian,
pertukaran ion, dan gabungan dari ketiga.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Rf adalah: adanya ion, kesamaan larutan lainnya, adanya kation
dalam konsentrasinya.
Faktor yang
mempengaruhi gerak dan harga Rf: sifat dari penyerap dan derajat aktivitas,
struktur kimia dari senyawa dipisahkan, kerapatan dari satu pasang penyerap,
pelarut.
2. TUJUAN
1.
Mengetahui cara pemisahan asam amino dengan Kromatografi Lapis Tipis
2.
Mengetahui harga Rf asam amino
3. RUMUSAN
MASALAH
Pengidentifikasian asam amino dengan melihat noda
atau bintik yang dihasilkan, sehingga kita dapat menghitung Rf dari asam amino
dengan cara membandingkan jarak yang ditempuh oleh asam amino dengan jarak yang
ditempuh oleh eluen pada plat.
BAB
II
PEMBAHASAN
Asam amino adalah senyawa organik yang
memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Keduanya
terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C “alfa” atau α).
Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam
pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Ini terjadi karena asam
amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang
paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam
organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah
satu atom C yang mengikat empat gugus yaitu gugus amina (NH2), gugus karboksil
(COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residu) atau disebut
juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam
amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα (C-alfa) sesuai dengan
penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini,
senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino adalah unsur-unsur yang
membentuk protein. Kumpulan asam amino disebut sebagai protein. Asam amino
sendiri di bagi menjadi 3 jenis, yaitu asam amino essensial, asam amino
non-essensial, asam amino essensial bersyarat.
Asam amino essensial adalah asam amino
yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapat dari
konsumsi makanan. Asam amino non-essensial adalah asam amino yang bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih
rendah dibandingkan dengan asam amino essensial. Asam amino essensial bersyarat
adalah kelompok asam amino non-essensial, namun pada saat tertentu, seperti
setelah latihan beban yang keras, produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak
sebanyak yang diperlukan sehingga dari makanan maupun suplemen protein.
BAB
III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1.
Kromatografi merupakan salah satu cara untuk melakukan
pengidentifikasian suatu asam amino salah satunya kromatografi lapis tipis.
2.
Prinsip KLT adalah untuk menentukan atau
memisahkan campuran senyawa menjadi komponen-komponennya secara tepat.
3.
Untuk mengidentifikasi komponen yang
satu dengan yang lainnya digunakan faktor referensi (Rf).
4.
Asam amino adalah senyawa organik yang
memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2).
5.
Asam amino ada 3 jenis, yaitu asam amino
essensial, asam amino non-essensial, asam amino essensial bersyarat.
2. DAFTAR
PUSTAKA
Lehninger,
1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
ERLANGGA
Poedjadi,
Anna, 1994. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta : UI
Khopkar,
S.M, 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta : UI Press
Campbell, N.A, J.B Reece, L.G.Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima jilid II. Jakarta:Erlangga.
Hanafiah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press.
Miftahudin, et.al. 2008. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Bogor: Departemen Biologi FMIPA IPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar