Sabtu, 19 Oktober 2013

ASAM AMINO DENGAN METODE KLT



MAKALAH KROMATOGRAFI
ANALISIS ASAM AMINO DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

ABSTRAK
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan campuran senyawa atau komponen antara dua fase yaitu Fase diam (lapisan penyerap), Fase gerak (Eluen). Prinsip KLT adalah untuk menentukan atau memisahkan campuran senyawa menjadi komponen-komponennya secara tepat. Untuk mengidentifikasi komponen yang satu dengan yang lainnya digunakan faktor referensi (Rf). Faktor yang mempengaruhi gerak dan harga Rf: sifat dari penyerap dan derajat aktivitas, struktur kimia dari senyawa dipisahkan, kerapatan dari satu pasang penyerap, pelarut. Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C “alfa” atau α). Asam amino sendiri di bagi menjadi 3 jenis, yaitu asam amino essensial, asam amino non-essensial, asam amino essensial bersyarat.

BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan campuran senyawa atau komponen antara dua fase yaitu
a.       Fase diam (lapisan penyerap)
Sebagai pemisah campuran tersebut. Contoh fase diam yang digunakan adalah silika gel, aluminium oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah silika gel dan aluminium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya.
b.      Fase gerak (Eluen)
Sebagai pembawa campuran tersebut. Komponen-komponen campuran akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi pemisahan.
Prinsip KLT adalah untuk menentukan atau memisahkan campuran senyawa menjadi komponen-komponennya secara tepat. Mudah dan cepat berdasarkan perbedaan dari daya serap masing-masing komponen berdasarkan perbedaan distribusi. Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi yang berdasarkan pada perbedaan kecepatan bergerak asam-asam amino tersebut pada pH tertentu.
Kromatografi jenis ini menggunakan aluminium oksida, serbuk selulosa atau silika gel sebagai adsorben yang berupa lapis tipis yang diletakkan di atas selembar kaca. Seperti halnya kromatografi kertas, larutan yang mengandung beberapa asam amino diteteskan di atas adsorben dan dibiarkan bergerak. Penggunaan fase gerak pada kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan pelarut seperti: metanol, asam asetat, etanol, aseton, etil asetat, eter, kloroform.
Kromatografi lapis tipis dikembangkan oleh Egon Stahl dengan menempelkan adsorben pada lempengan gelas, sehingga merupakan lapisan. Kondisi optimum suatu pemisahan merupakan hasil kesesuaian antara absorben dan eluen. Untuk mengidentifikasi komponen yang satu dengan yang lainnya digunakan faktor referensi (Rf).
Jarak yang ditempuh komponen dapat diperbesar menggunakan pelarut polar, sebaliknya ukuran identitas bercak dapat untuk memperkirakan kadar dari masing-masing komponen yang terdapat dalam campuran. Untuk zat yang bersifat asam/basa kuat yang tdak dapat dilakukan dengan kromatografi kertas dapat dipisahkan dengan KLT.

Pemisahan pada KLT didasarkan pada:
Penyerapan, pembagian, pertukaran ion, dan gabungan dari ketiga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Rf adalah: adanya ion, kesamaan larutan lainnya, adanya kation dalam konsentrasinya.
Faktor yang mempengaruhi gerak dan harga Rf: sifat dari penyerap dan derajat aktivitas, struktur kimia dari senyawa dipisahkan, kerapatan dari satu pasang penyerap, pelarut.

2.      TUJUAN
1. Mengetahui cara pemisahan asam amino dengan Kromatografi Lapis Tipis
2. Mengetahui harga Rf asam amino

3.      RUMUSAN MASALAH
Pengidentifikasian asam amino dengan melihat noda atau bintik yang dihasilkan, sehingga kita dapat menghitung Rf dari asam amino dengan cara membandingkan jarak yang ditempuh oleh asam amino dengan jarak yang ditempuh oleh eluen pada plat.

BAB II
PEMBAHASAN
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C “alfa” atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus yaitu gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residu) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα (C-alfa) sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino adalah unsur-unsur yang membentuk protein. Kumpulan asam amino disebut sebagai protein. Asam amino sendiri di bagi menjadi 3 jenis, yaitu asam amino essensial, asam amino non-essensial, asam amino essensial bersyarat.
Asam amino essensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi makanan. Asam amino non-essensial adalah asam amino yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino essensial. Asam amino essensial bersyarat adalah kelompok asam amino non-essensial, namun pada saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras, produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan sehingga dari makanan maupun suplemen protein.

BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
1.        Kromatografi merupakan salah satu cara untuk melakukan pengidentifikasian suatu asam amino salah satunya kromatografi lapis tipis.
2.        Prinsip KLT adalah untuk menentukan atau memisahkan campuran senyawa menjadi komponen-komponennya secara tepat.
3.        Untuk mengidentifikasi komponen yang satu dengan yang lainnya digunakan faktor referensi (Rf).
4.        Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2).
5.        Asam amino ada 3 jenis, yaitu asam amino essensial, asam amino non-essensial, asam amino essensial bersyarat.
2.      DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: ERLANGGA

Poedjadi, Anna, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI

Khopkar, S.M, 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press
 
Campbell, N.A, J.B Reece, L.G.Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima jilid II. Jakarta:Erlangga. 

Hanafiah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press. 

Miftahudin, et.al. 2008. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Bogor: Departemen Biologi FMIPA IPB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar